BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Kebutuhan akan mobilitas kini tidak
hanya dirasakan oleh orang dewasa saja, tapi berkembang di kalangan bayi dan
anak-anak. Seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya mobilitas orang
tua, maka bayi dan anak-anakpun dituntut untuk beradaptasi dengan pola hidup
orang tuanya. Mereka dihadapkan pada pilihan harus mengikuti pola mobilitas
orang tuanya untuk mendapat kasih sayang yang penuh atau stay di rumah dengan resiko akan kehilangan sebagian kebersamaan
masa kecil dengan orangtuanya.
Masalah selanjutnya adalah orang tua
dengan mobilitas tinggi akan dihadapkan pada pilihan untuk membawa putra maupun
putrinya kemanapun mereka pergi ataukah melewatkan perkembangan sang buah hati
jika harus meninggalkan mereka.
Untuk menanggulangi masalah tersebut,
dunia teknologi telah menciptakan berbagai macam peralatan yang memudahkan anak
maupun orang tua untuk dapat selalu bersama, atau paling tidak memiliki banyak
waktu untuk bersama. Berbagai macam pilihan mulai ditawarkan di pasaran,
misalnya dari yang paling sederhana adalah alat untuk menggendong (gendongan)
hingga kereta dorong bayi yang sangat beragam.
Ada juga car seat yang ditempatkan pada kursi mobil dengan tujuan untuk
menambah kenyamanan buah hati saat mengikuti orang tua yang berkendara dengan
mobilsehingga dapat mereduksi tingkat
stress dan kejenuhan anakaupun bayi saat berkendara dengan mobil.
1.2. Rumusan
Masalah
Bagaimana transportasi yang dapat diberikan
pada masa anak-anak dan bayi sesuai dengan tingkat perkembangannya ?
1.3. Tujuan
Penulisan
1.3.1. Tujuan
Umum
Mengetahui
konsep transportasi yang patut diberikan kepada anak dan bayi.
1.3.2. Tujuan
Khusus
1.
Mengetahui definisi transportasi.
2.
Mengetahui transportasi kereta dorong yang digunakan bayi dan anak.
3.
Mengetahui child car seat.
4.
Mengetahui jenis baby / child car seat.
5.
Mengetahui cara pemakaian sabuk pengaman (safety
belt) yang benar
6. Mengetahui cara pemasangan sabuk
pengaman pada baby car seat (rearward
facing baby seat / pemasangan menghadap ke belakang
7.
Mengetahui alat gendong bayi
8.
Mengetahui perkembangan alat gendong
9.
Mengetahui keamanan alat gendong
10.
Mengetahui macam – macam alat gendong
11.
Mengetahui cara menggendong bayi yang aman dan nyaman
1.4. Manfaat
Penulisan
1.4.1. Manfaat
teoritis
1. Bagi
penulis, makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendalami pemahaman
tentang konsep Anticipatory Guidance untuk permasalahan yang terjadi pada
remaja.
2. Bagi
pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan dapat mengerti tentang konsep
Anticipatory Guidance untuk permasalahan yang terjadi pada remaja demi meningkatkan
tingkat kesejahteraan masyarakat dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
penelitian yang lebih lanjut.
1.4.2. Manfaat
praktis
Mahasiswa
keperawatan dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien alergi makanan
dengan baik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Transportasi
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia
atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah
tanah (subway) dan taksi.
2.2.
Jenis Transportasi Kereta
Dorong Yang Digunakan Bayi Dan Anak
2.2.1. Pram atau Stroller (Kereta Bayi)
Pram atau Stroller merupakan alat transportasi untuk mempermudah
mobilitas bayi dan orangtuanya. Bentuk maupun design-nya beragam dengan
warna-warni cerah menawan dari pram multi-fungsi hingga stroller sederhana
dengan design yang beragam, sehingga mempermudah orangtua khususnya yang sering
bepergian dengan buah hatinya.
Istilah ‘Pram‘ umumnya dipakai untuk kereta bayi yang hanya
cocok untuk bayi, dilihat dari fungsi dan jenis posisi sandaran yang bisa
direbahkan hingga 1800 [posisi berbaring/tidur]. Posisi berbaring
rata seperti ini untuk menjaga kondisi tulang punggung bayi yang masih rentan.
Pada umumnya ukuran Pram lebih besar dan terlihat lebih berat daripada stroller.
Sedangkan “Stroller”, sudah menjadi istilah umum untuk kereta bayi,
biasanya jenis dan designnya lebih sederhana dan digunakan untuk bayi yang
sudah bisa duduk hingga balita.
Ada juga pram yang multi fungsi sebagai stroller, yang dapat
digunakan dari usia bayi hingga balita. Posisi sandaran bisa disesuaikan, untuk
posisi bayi berbaring hingga posisi duduk tegak. Bagian-bagiannyapun ada yang
bisa dilepas sesuai dengan kebutuhan bayi/balita, seperti bagian canopy, tray
dan pelindung angin (untuk melingdungi kaki dan bagian badan bayi, bentuknya
menyerupai ‘sleeping bag’ mungil). Pemilihan stroller multi-fungsi ini sesuai
untuk pemakaian jangka waktu panjang.
2.2.2. Jogger
Model stroller ini sangat umum ditemukan dinegara maju maupun
berkembang, terutama Australia dimana mayoritas orangtuanya menyukai olahraga
jogging sehingga para orangtua dapat membawa bayi/balitanya saat berolah raga
jogging.Kerangka stroller, material maupun jenis roda khusus didesain untuk
dipergunakan dalam berbagai kondisi jalan. Jika dilihat sekilas, bentuk body
stroller jogger menyerupai segi tiga, 1 roda depan (swivel) dan 2 roda
dibelakang.
Idealnya roda bisa dipompa dan terbuat dari material khusus untuk
meredam goncangan terhadap permukaan jalan. Desain dirancang sedemikian rupa
untuk menjaga kestabilan, keamanan maupun kenyamanan, terutama dipergunakan
saat manouver/gerakan belok atau memutar.Tetapi model jogger ini kurang
praktis jika dibawa bepergian di mall, lokasi yang sempit atau orangtua &
anak yang suka travelling, berhubung bentuk jogger biasanya lebih besar
daripada stroller biasa, demikian juga jika dilipat akan memakan tempat.
2.2.3. Mini
Umbrella Stroller
Stroller ini hanya cocok dipergunakan mulai
dari bayi umur 6 bulan/bisa duduk atau batita berat badan maksimum 16 kg, stroller
ini biasanya dilengkapi dengan tas ransel (backpack) khusus untuk
menyimpan stroller.Secara keseluruhan dari penjelasan berbagai jenis
pram/stroller tersebut diatas, bagian yang paling penting untuk diperhatikan
adalah kelengkapan rem stroller dan sabuk pengaman.
Pilihlah pram/stroller dengan sabuk pengaman jenis 5-points [5-points
safety harness], yang merupakan salah satu standar keamanan bayi di
Australia /UK/USA. Sabuk pengaman ini mempunyai 5 titik pengaman pada
bayi/balita, yaitu pada bagian kedua bahu (kiri-kanan), bagian pinggang
(kiri-kanan) dan central kunci sabuk pengaman [buckle] di bagian perut.
Sabuk pengaman ini berfungsi agar tubuh bayi/balita tetap nyaman pada stroller,
terlindung dari goncangan atau terhindar dari bahaya terjatuh.
2.3. Child Car Seat
Indonesia masih belum ada peraturan yang baku mengenai peraturan dan
kewajiban pemasangan kursi khusus bayi/anak pada kendaraan, demi keselamatan anak/bayi dalam
berkendaraan. Dalam tulisan ini kami
menjelaskan jenis dan peraturan pemasangan baby/child car yang berlaku pada United
Nations standard, ECE Regulation 44-03.
Yang harus diperhatikan dalam memilih Baby/Child Car Seat
antara lain:
a.
Car seat harus sesuai dengan berat dan ukuran bayi/anak.
b.
Perlengkapan dan pemasangan car
seat harus sesuai dengan aturan yang berlaku / petunjuk yang tertera pada
pabrik.
Car seat dibedakan dalam beberapa kategori,
yang disesuaikan dengan berat badan dan umur bayi. Namun hal yang
terpenting pada saat memilih car seat adalah car seat harus
sesuai dengan berat badan anak.Pada umumnya manufaktur car seat
meng-kategorikan car seat dalam bentuk “stage” ['tahapan'],
yaitu:
a.
Stage
1= Group 0 (bayi baru lahir hingga usia 6-9 bulan atau berat badan maks 10 kg ).dan Group
)+ (bayi baru lahir hingga usia 12-15 bulan atau berat badan maks 13 kg).
b.
Stage
2 = Group 1 (anak usia 9 bl hingga 4 tahun, atau berat badan 9-18 kg)
c.
Stage
3 = Group 2 (anak usia 4-6 tahun, berat badan 15-25 kg).
d.
Stage
4 = Group 3 (anak usia 6-11 tahun, berat badan 22-36 kg)
2.4.
Jenis Baby
/ Child Car Seat
2.4.1. Rearward-facing Baby Seats (Pemasangan kursi bayi menghadap ke belakang)
Jenis dan pemasangan car seat ini khusus untuk:
a. Group 0 (bayi baru lahir hingga usia 6-9 bulan atau berat badan maks 10 kg ).
b. Group + (bayi baru lahir hingga usia 12-15 bulan atau berat badan maks 13 kg).
Car seat ini disarankan dipasang pada kursi
penumpang bagian belakang pada kendaraan. Jangan dipasang pada kursi penumpang
bagian depan kendaraan, apalagi jika kendaraan dilengkapi dengan ‘airbag’
dikuatirkan jika terjadi kecelakaan ‘airbag’ yang mengembang otomatis
justru dapat menekan baby car seat dan bisa mencelakakan bayi.
Posisi pemasangan menghadap ke belakang ini membentuk posisi bayi
berbaring. Dikarenakan bentuk dan tulang bayi yang masih rentan, Posisi berbaring
ini sangat berguna untuk melindungi bayi pada bagian kepala, leher dan tulang
belakang jika dipergunakan dalam jangka waktu lama.Jika berat badan bayi sudah
lebih dari maksimum dari penggunakan car seat jenis ini atau jika kepala bayi
sudah melebihi dari batas baby car seat, ganti posisi pemasangan car
seat menghadap ke depan (forward-facing seat).
2.4.2.
Forward Facing Child Seat(Pemasangan
kursi bayi/anak menghadap ke depan)
Car seat ini sesuai untuk Group 1 (anak usia 9 bulan hingga 4 tahun, atau berat badan
9-18 kg)Car seat ini bisa dipasang di depan atau dibelakang
kendaraan. Tetapi untuk lebih amannya disarankan dipasang pada kursi penumpang
bagian belakang pada kendaraan, terutama jika bagian depan kendaraan dilengkapi
dengan airbag. Jika berat badan Anak sudah mencapai maksimum atau
bagian kepala anak sudah melebihi batas sandaran car seat, sudah saatnya
ganti car seat ke jenis booster seat
.
2.4.3.
Booster Seat
Jenis car seat untuk Group 2 (anak usia 4-6 tahun, berat badan 15-25 kg). Car seat
ini dapat dipasang pada kursi penumpang bagian depan atau kursi penumpang di
bagian belakang kendaraan. Namun untuk lebih amannya, disarankan untuk memasang
pada kursi penumpang bagian belakang, terutama jika bagian depan kendaraan
dilengkapi dengan airbag.
2.4.4.
Booster
Cushion [Bantalan Duduk]
Booster ini cocok untuk Group 3 (anak usia 6-11 tahun, berat badan 22-36 kg).
Booster ini dapat dipasang pada kursi penumpang bagian depan atau kursi
penumpang di bagian belakang kendaraan. Namun untuk lebih amannya, disarankan
untuk memasang pada kursi penumpang bagian belakang, terutama jika bagian depan
kendaraan dilengkapi dengan airbag.Namun untuk lebih amannya,
pasang booster cushion pada kursi penumpang bagian belakang.
Booster seats dan Cushion Seat tidak
dilengkapi dengan sabuk pengaman integral khusus seperti halnya sabuk pengaman
pada baby car seat. Namun untuk ‘mengikat’ tubuh Anak, dipergunakan sabuk
pengaman orang dewasa yang tersedia di kendaraan. Maka dari itu sabuk pengaman
harus benar-benar terpasang dengan kuat dan cermat.
2.5. Cara
Pemakaian Sabuk Pengaman (Safety Belt) yang benar :
a.
Sistem sabuk pengaman harus
terpasang secara kuat dan posisi yang benar.
b.
Posisi sabuk pengaman di pangkuan
bagian bawah harus menyilang pada bagian pinggul, bukan pada perut.
c.
Tali sabuk pengaman diagonal harus
menyilang melewati bagian pundak, bukan pada leher.
2.6.
Cara pemasangan
sabuk pengaman pada baby car seat (rearward facing baby seat / pemasangan
menghadap ke belakang.
Dalam pemasangan sabuk pengaman pada baby/child car seat,
pastikan bahwa posisi duduk anak sudah nyaman, kemudian pasang pengaman dengan
benar dan kencang (perhatikan tebal baju / jaket anak dapat berpengaruh
terhadap kekencangan ikatan pengaman), dan periksa sekali lagi sabuk pengaman
sebelum melakukan perjalanan.
Sabuk pengaman harus dipasang sekencang mungkin, sabuk bagian bawah di
pasangkan pada bagian pinggul bukan pada perut, dan sabuk diagonal terpasang
tepat di bagian pundak, bukan di leher.
2.7.
Alat
Gendong Bayi
Alat gendong, menurut Dr. H.M.V. Ghazali, MBA, MM dari Kids World, kini
penggunaannya tergantung dari tujuan dan posisi yang diharapkan. Namun pada
prinsipnya, semua alat gendong fungsinya sama, yaitu untuk mengurangi beban
menggunakan tangan dalam menggendong bayi. Periode pemakaian alat gendong ini
sendiri, lebih banyak terjadi di usia bayi 3-8 bulan. Selebihnya alat gendong tak
lagi utama karena anak harus sudah dilatih kakinya untuk berjalan.
2.8.
Perkembangan
Alat Gendong
Jika dulu alat gendong yang banyak dipakai adalah jarit, kini dengan
makin berkembangnya teknologi ilmu pengetahuan, model alat gendong pun sudah
banyak ragamnya, dengan corak dan bahan yang beragam pula, entah dari kain
maupun plastik.
Ragam alat gendong ini, terang Ghazali, karena
pengaruh pola hidup di Barat. "Di Indonesia, karena kini kaum ibu pun
banyak yang bekerja, maka mereka lebih memilih alat gendong ala Barat yang
dirasakan lebih praktis dan tak 'merusak' penampilannya."
Hubungan psikologis antara ibu dan anak juga tak
lantas jadi rusak. Artinya, baik dengan alat tradisional jarit maupun alat
gendong modern, pemakaiannya tetap bermanfaat bagi hubungan psikologis antara
ibu dan anak, kecuali bila si anak diserahkan pada pengasuh.
Pun tak ada pengaruh buruk yang berarti bagi si bayi
karena alat gendong tersebut dibuat sesuai struktur tubuh bayi hingga bayi bisa
aman dan nyaman dalam alat gendong tersebut.
2.9. Keamanan Alat Gendong
Bahaya alat gendong bayi lebih karena orang tua tak
memperhatikan faktor usia dan perkembangan anak hingga anak pun tercengklak.
Selain, ketidaktelitian dalam mengaitkan tali-temali atau menyimpulkan ikatan
kainnya hingga membuat anak terlepas dari gendongan.
Soal mitos tentang alat dan cara menggendong akan
berdampak pada kecacatan anak, misal, kakinya jadi huruf O atau X atau anak
jadi bongkok, dibantah oleh para ahli. Karena itu hanya bisa terjadi kalau ada
penyakit kelainan tulang. Kalau tidak, takkan ada masalah. Selama bayi tak
menangis kesakitan, tak ada pengaruhnya terhadap sistem tulang-tulang, sendi,
dan tendon atau perototan. Jadi, sepanjang memenuhi dasar perkembangan anak,
aman-aman saja. Terlebih, pada dasarnya bayi masih lentur tubuhnya hingga kita
tak perlu takut badan bayi keseleo, terjepit, dan sebagainya.
2.10. Macam –
Macam Alat Gendong
2.10.1.
Jarit
Jarit atau kain panjang bisa dikatakan sebagai alat
gendong tradisional. Digunakan dengan cara diselempangkan dan disimpulkan di
bagian belakang bahu ibu. Dengan jarit, anak bisa digendong di depan atau di
belakang, sambil ibu tetap melakukan tugasnya dengan leluasa, seperti menumbuk
padi atau melakukan pekerjaan dapur. Dengan demikian, hubungan psikologis
antara ibu dan anak tetap terjalin, karena anak berada dalam dekapan sang ibu.
2.10.2.
Jarit Modern
Yang dimaksud jarit modern adalah alat gendong yang
polanya tetap sama dengan alat gendong tradisional, yaitu diselempangkan di
bahu si ibu, tapi bahannya dibuat khusus dan tak sepanjang kain jarit.
Pemakaiannya juga lebih simpel karena tak perlu diikat lagi tapi sudah ada ring
pengikatnya, tinggal ditarik-ulur panjangnya sesuai kebutuhan. Tempat untuk
posisi bayi pun sudah tersedia sesuai ukuran tubuh bayi, hingga bayi akan
merasa nyaman kala digendong.
2.10.3.
Model Ransel
Alat gendong berbentuk ransel memungkinkan anak
menghadap ke depan, hingga kala dibawa berjalan-jalan, ia pun dapat menikmati
pemandangan. Tangan dan kakinya juga bisa leluasa bergerak. Bayi ditaruh di
belakang punggung si ibu seperti kita menggendong ransel pun bisa. Bila anak
tidur bisa diganti posisinya dengan menghadap ke tubuh ibu dan menempelkan
badannya ke dada ibu. Namun Ghazali berpesan, sebaiknya alat gendong ini
digunakan bila bayi sudah bisa duduk.
2.11.
Cara
Menggendong Bayi Yang Aman dan Nyaman
Menggendong bayi terutama yang baru lahir, pastilah menakutkan bagi
seorang ibu baru. Tubuh bayi yang mungil seolah-olah sangat rapuh. Jangan takut
dan ragu dengan sedikit belajar dan keyakinan diri pasti kita bisa menggendong
bayi dengan luwes. Yakinlah dengan kemauan, maka beberapa saat kemudian maka
naluri keibuan kita akan semakin membantu memudahkan kita.
Langkah-langkah untuk memulai menggendong bayi:
a. Mendekatlah Pada si Bayi
Untuk
mengangkat bayi, pertama-tama mendekatlah pada si bayi, lalu selipkan satu
tangan kita di bagian leher dan kepala untuk menyangganya. Lalu letakan tangan
yang satu untuk menopang punggung dan pantatnya.
b. Letakan Bayi di Lipatan Siku
Saat menggendong, letakan/rebahkan kepala bayi dilipatan siku kita lalu
sangga pantatnya dengan telapak tangan. Sekarang bayi bisa kita angkat dengan
aman. Ingat lakukan selalu dengan gerakan perlahan. Jangan lupa untuk
memegangnya erat-erat, lalu perlahan dekatkan bayi ke arah dada kita. Saat
mengangkat bayi dari tempat tidurnya, posisi kepala sejajar dengan bagian tubuh
lainnya sedangkan jika sudah dalam gendongan maka posisi kepala bayi harus
selalu lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya.
c.
Dekat Bayi Pada Dada Kita
Dengan mendekatkan bayi pada dada kita, maka bayi akan merasa senang
karena bisa mendengarkan suar detak jantung kita.
d. Meletakan Bayi
Untuk meletakan bayi di ranjangnya, turunkan tubuhnya dulu hingga
menyentuh kasur. Selama itu sangga terus kepalanya, baru setelah tubuh bayi
benar-benar aman di atas kasur, tarik tangan kita dari kepalanya dengan
perlahan.