Rabu, 17 Oktober 2012

TRANSPORTASI PADA BAYI DAN ANAK


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Kebutuhan akan mobilitas kini tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa saja, tapi berkembang di kalangan bayi dan anak-anak. Seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya mobilitas orang tua, maka bayi dan anak-anakpun dituntut untuk beradaptasi dengan pola hidup orang tuanya. Mereka dihadapkan pada pilihan harus mengikuti pola mobilitas orang tuanya untuk mendapat kasih sayang yang penuh atau stay di rumah dengan resiko akan kehilangan sebagian kebersamaan masa kecil dengan orangtuanya.
Masalah selanjutnya adalah orang tua dengan mobilitas tinggi akan dihadapkan pada pilihan untuk membawa putra maupun putrinya kemanapun mereka pergi ataukah melewatkan perkembangan sang buah hati jika harus meninggalkan mereka.
Untuk menanggulangi masalah tersebut, dunia teknologi telah menciptakan berbagai macam peralatan yang memudahkan anak maupun orang tua untuk dapat selalu bersama, atau paling tidak memiliki banyak waktu untuk bersama. Berbagai macam pilihan mulai ditawarkan di pasaran, misalnya dari yang paling sederhana adalah alat untuk menggendong (gendongan) hingga kereta dorong bayi yang sangat beragam.
Ada juga car seat yang ditempatkan pada kursi mobil dengan tujuan untuk menambah kenyamanan buah hati saat mengikuti orang tua yang berkendara dengan mobilsehingga dapat mereduksi tingkat stress dan kejenuhan anakaupun bayi saat berkendara dengan mobil.

1.2.       Rumusan Masalah
Bagaimana transportasi yang dapat diberikan pada masa anak-anak dan bayi sesuai dengan tingkat perkembangannya ?


1.3.       Tujuan Penulisan
1.3.1.   Tujuan Umum
Mengetahui konsep transportasi yang patut diberikan kepada anak dan bayi.
1.3.2.   Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi transportasi.
2. Mengetahui transportasi kereta dorong yang digunakan bayi dan anak.
3. Mengetahui child car seat.
4. Mengetahui jenis baby / child car seat.
5. Mengetahui cara pemakaian sabuk pengaman (safety belt) yang benar
6. Mengetahui cara pemasangan sabuk pengaman pada baby car seat (rearward facing baby seat / pemasangan menghadap ke belakang
7. Mengetahui alat gendong bayi
8. Mengetahui perkembangan alat gendong
9. Mengetahui keamanan alat gendong
10. Mengetahui macam – macam alat gendong
11. Mengetahui cara menggendong bayi yang aman dan nyaman

1.4.       Manfaat Penulisan
1.4.1.      Manfaat teoritis
1.    Bagi penulis, makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendalami pemahaman tentang konsep Anticipatory Guidance untuk permasalahan yang terjadi pada remaja.
2.    Bagi pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan dapat mengerti tentang konsep Anticipatory Guidance untuk permasalahan yang terjadi pada remaja demi meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian yang lebih lanjut.
1.4.2.      Manfaat praktis
Mahasiswa keperawatan dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien alergi makanan dengan baik.



BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.     Definisi Transportasi
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi.

2.2.     Jenis Transportasi Kereta Dorong Yang Digunakan Bayi Dan Anak
 

2.2.1.   Pram atau Stroller (Kereta Bayi)
Pram atau Stroller merupakan alat transportasi untuk mempermudah mobilitas bayi dan orangtuanya. Bentuk maupun design-nya beragam dengan warna-warni cerah menawan dari pram multi-fungsi hingga stroller sederhana dengan design yang beragam, sehingga mempermudah orangtua khususnya yang sering bepergian dengan buah hatinya.
Istilah ‘Pram‘ umumnya dipakai untuk kereta bayi yang hanya cocok untuk bayi, dilihat dari fungsi dan jenis posisi sandaran yang bisa direbahkan hingga 1800 [posisi berbaring/tidur]. Posisi berbaring rata seperti ini untuk menjaga kondisi tulang punggung bayi yang masih rentan. Pada umumnya ukuran Pram lebih besar dan terlihat lebih berat daripada stroller. Sedangkan “Stroller”, sudah menjadi istilah umum untuk kereta bayi, biasanya jenis dan designnya lebih sederhana dan digunakan untuk bayi yang sudah bisa duduk hingga balita.
Ada juga pram yang multi fungsi sebagai stroller, yang dapat digunakan dari usia bayi hingga balita. Posisi sandaran bisa disesuaikan, untuk posisi bayi berbaring hingga posisi duduk tegak. Bagian-bagiannyapun ada yang bisa dilepas sesuai dengan kebutuhan bayi/balita, seperti bagian canopy, tray dan pelindung angin (untuk melingdungi kaki dan bagian badan bayi, bentuknya menyerupai ‘sleeping bag’ mungil). Pemilihan stroller multi-fungsi ini sesuai untuk pemakaian jangka waktu panjang.
2.2.2.   Jogger

Model stroller ini sangat umum ditemukan dinegara maju maupun berkembang, terutama Australia dimana mayoritas orangtuanya menyukai olahraga jogging sehingga para orangtua dapat membawa bayi/balitanya saat berolah raga jogging.Kerangka stroller, material maupun jenis roda khusus didesain untuk dipergunakan dalam berbagai kondisi jalan. Jika dilihat sekilas, bentuk body stroller jogger menyerupai segi tiga, 1 roda depan (swivel) dan 2 roda dibelakang.
Idealnya roda bisa dipompa dan terbuat dari material khusus untuk meredam goncangan terhadap permukaan jalan. Desain dirancang sedemikian rupa untuk menjaga kestabilan, keamanan maupun kenyamanan, terutama dipergunakan saat manouver/gerakan belok atau memutar.Tetapi model jogger ini kurang praktis jika dibawa bepergian di mall, lokasi yang sempit atau orangtua & anak yang suka travelling, berhubung bentuk jogger biasanya lebih besar daripada stroller biasa, demikian juga jika dilipat akan memakan tempat.
2.2.3.   Mini Umbrella Stroller
Stroller ini hanya cocok dipergunakan mulai dari bayi umur 6 bulan/bisa duduk atau batita berat badan maksimum 16 kg, stroller ini biasanya dilengkapi dengan tas ransel (backpack) khusus untuk menyimpan stroller.Secara keseluruhan dari penjelasan berbagai jenis pram/stroller tersebut diatas, bagian yang paling penting untuk diperhatikan adalah kelengkapan rem stroller dan sabuk pengaman.
Pilihlah pram/stroller dengan sabuk pengaman jenis 5-points [5-points safety harness], yang merupakan salah satu standar keamanan bayi di Australia /UK/USA. Sabuk pengaman ini mempunyai 5 titik pengaman pada bayi/balita, yaitu pada bagian kedua bahu (kiri-kanan), bagian pinggang (kiri-kanan) dan central kunci sabuk pengaman [buckle] di bagian perut. Sabuk pengaman ini berfungsi agar tubuh bayi/balita tetap nyaman pada stroller, terlindung dari goncangan atau terhindar dari bahaya terjatuh.
2.3.     Child Car Seat
Indonesia masih belum ada peraturan yang baku mengenai peraturan dan kewajiban pemasangan kursi khusus bayi/anak pada kendaraan, demi keselamatan anak/bayi dalam berkendaraan. Dalam tulisan ini kami menjelaskan jenis dan peraturan pemasangan baby/child car yang berlaku pada United Nations standard, ECE Regulation 44-03.
Yang harus diperhatikan dalam memilih Baby/Child Car Seat antara lain:
a.       Car seat harus sesuai dengan berat dan ukuran bayi/anak.
b.      Perlengkapan dan pemasangan car seat harus sesuai dengan aturan yang berlaku / petunjuk yang tertera pada pabrik.
Car seat dibedakan dalam beberapa kategori, yang disesuaikan dengan berat badan dan umur bayi. Namun hal yang terpenting pada saat memilih car seat adalah car seat harus sesuai dengan berat badan anak.Pada umumnya manufaktur car seat meng-kategorikan car seat dalam bentuk “stage” ['tahapan'], yaitu:
a.         Stage 1= Group 0 (bayi baru lahir hingga usia 6-9 bulan atau berat badan maks 10 kg ).dan Group )+ (bayi baru lahir hingga usia 12-15 bulan atau berat badan maks 13 kg).
b.        Stage 2 = Group 1 (anak usia 9 bl hingga 4 tahun, atau berat badan 9-18 kg)
c.         Stage 3 = Group 2 (anak usia 4-6 tahun, berat badan 15-25 kg).
d.        Stage 4 = Group 3 (anak usia 6-11 tahun, berat badan 22-36 kg)

2.4.     Jenis Baby / Child Car Seat
2.4.1.   Rearward-facing Baby Seats (Pemasangan kursi bayi menghadap ke belakang)

Jenis dan pemasangan car seat ini khusus untuk:
a.       Group 0 (bayi baru lahir hingga usia 6-9 bulan atau berat badan maks 10 kg ).
b.      Group + (bayi baru lahir hingga usia 12-15 bulan atau berat badan maks 13 kg).
Car seat ini disarankan dipasang pada kursi penumpang bagian belakang pada kendaraan. Jangan dipasang pada kursi penumpang bagian depan kendaraan, apalagi jika kendaraan dilengkapi dengan ‘airbag’ dikuatirkan jika terjadi kecelakaan ‘airbag’ yang mengembang otomatis justru dapat menekan baby car seat dan bisa mencelakakan bayi.
Posisi pemasangan menghadap ke belakang ini membentuk posisi bayi berbaring. Dikarenakan bentuk dan tulang bayi yang masih rentan, Posisi berbaring ini sangat berguna untuk melindungi bayi pada bagian kepala, leher dan tulang belakang jika dipergunakan dalam jangka waktu lama.Jika berat badan bayi sudah lebih dari maksimum dari penggunakan car seat jenis ini atau jika kepala bayi sudah melebihi dari batas baby car seat, ganti posisi pemasangan car seat menghadap ke depan (forward-facing seat).
2.4.2.   Forward Facing Child Seat(Pemasangan kursi bayi/anak menghadap ke depan)
Car seat ini sesuai untuk Group 1 (anak usia 9 bulan hingga 4 tahun, atau berat badan 9-18 kg)Car seat ini bisa dipasang di depan atau dibelakang kendaraan. Tetapi untuk lebih amannya disarankan dipasang pada kursi penumpang bagian belakang pada kendaraan, terutama jika bagian depan kendaraan dilengkapi dengan airbag. Jika berat badan Anak sudah mencapai maksimum atau bagian kepala anak sudah melebihi batas sandaran car seat, sudah saatnya ganti car seat ke jenis booster seat
.
2.4.3.   Booster Seat
Jenis car seat untuk Group 2 (anak usia 4-6 tahun, berat badan 15-25 kg). Car seat ini dapat dipasang pada kursi penumpang bagian depan atau kursi penumpang di bagian belakang kendaraan. Namun untuk lebih amannya, disarankan untuk memasang pada kursi penumpang bagian belakang, terutama jika bagian depan kendaraan dilengkapi dengan airbag.
2.4.4.   Booster Cushion [Bantalan Duduk]
Booster ini cocok untuk Group 3 (anak usia 6-11 tahun, berat badan 22-36 kg). Booster ini dapat dipasang pada kursi penumpang bagian depan atau kursi penumpang di bagian belakang kendaraan. Namun untuk lebih amannya, disarankan untuk memasang pada kursi penumpang bagian belakang, terutama jika bagian depan kendaraan dilengkapi dengan airbag.Namun untuk lebih amannya, pasang booster cushion pada kursi penumpang bagian belakang.
Booster seats dan Cushion Seat tidak dilengkapi dengan sabuk pengaman integral khusus seperti halnya sabuk pengaman pada baby car seat. Namun untuk ‘mengikat’ tubuh Anak, dipergunakan sabuk pengaman orang dewasa yang tersedia di kendaraan. Maka dari itu sabuk pengaman harus benar-benar terpasang dengan kuat dan cermat.

2.5.     Cara Pemakaian Sabuk Pengaman (Safety Belt) yang benar :
a.    Sistem sabuk pengaman harus terpasang secara kuat dan posisi yang benar.
b.    Posisi sabuk pengaman di pangkuan bagian bawah harus menyilang pada bagian pinggul, bukan pada perut.
c.    Tali sabuk pengaman diagonal harus menyilang melewati bagian pundak, bukan pada leher.

2.6.     Cara pemasangan sabuk pengaman pada baby car seat (rearward facing baby seat / pemasangan menghadap ke belakang.
http://www.beebiesrepublic.com/wp-content/uploads/2011/06/2.png
Dalam pemasangan sabuk pengaman pada baby/child car seat, pastikan bahwa posisi duduk anak sudah nyaman, kemudian pasang pengaman dengan benar dan kencang (perhatikan tebal baju / jaket anak dapat berpengaruh terhadap kekencangan ikatan pengaman), dan periksa sekali lagi sabuk pengaman sebelum melakukan perjalanan.
http://www.beebiesrepublic.com/wp-content/uploads/2011/06/8b-200x200.jpg
Sabuk pengaman harus dipasang sekencang mungkin, sabuk bagian bawah di pasangkan pada bagian pinggul bukan pada perut, dan sabuk diagonal terpasang tepat di bagian pundak, bukan di leher.

2.7.     Alat Gendong Bayi
Alat gendong, menurut Dr. H.M.V. Ghazali, MBA, MM dari Kids World, kini penggunaannya tergantung dari tujuan dan posisi yang diharapkan. Namun pada prinsipnya, semua alat gendong fungsinya sama, yaitu untuk mengurangi beban menggunakan tangan dalam menggendong bayi. Periode pemakaian alat gendong ini sendiri, lebih banyak terjadi di usia bayi 3-8 bulan. Selebihnya alat gendong tak lagi utama karena anak harus sudah dilatih kakinya untuk berjalan.


2.8.     Perkembangan Alat Gendong
Jika dulu alat gendong yang banyak dipakai adalah jarit, kini dengan makin berkembangnya teknologi ilmu pengetahuan, model alat gendong pun sudah banyak ragamnya, dengan corak dan bahan yang beragam pula, entah dari kain maupun plastik.
Ragam alat gendong ini, terang Ghazali, karena pengaruh pola hidup di Barat. "Di Indonesia, karena kini kaum ibu pun banyak yang bekerja, maka mereka lebih memilih alat gendong ala Barat yang dirasakan lebih praktis dan tak 'merusak' penampilannya."
Hubungan psikologis antara ibu dan anak juga tak lantas jadi rusak. Artinya, baik dengan alat tradisional jarit maupun alat gendong modern, pemakaiannya tetap bermanfaat bagi hubungan psikologis antara ibu dan anak, kecuali bila si anak diserahkan pada pengasuh.
Pun tak ada pengaruh buruk yang berarti bagi si bayi karena alat gendong tersebut dibuat sesuai struktur tubuh bayi hingga bayi bisa aman dan nyaman dalam alat gendong tersebut.

2.9.     Keamanan Alat Gendong
Bahaya alat gendong bayi lebih karena orang tua tak memperhatikan faktor usia dan perkembangan anak hingga anak pun tercengklak. Selain, ketidaktelitian dalam mengaitkan tali-temali atau menyimpulkan ikatan kainnya hingga membuat anak terlepas dari gendongan.
Soal mitos tentang alat dan cara menggendong akan berdampak pada kecacatan anak, misal, kakinya jadi huruf O atau X atau anak jadi bongkok, dibantah oleh para ahli. Karena itu hanya bisa terjadi kalau ada penyakit kelainan tulang. Kalau tidak, takkan ada masalah. Selama bayi tak menangis kesakitan, tak ada pengaruhnya terhadap sistem tulang-tulang, sendi, dan tendon atau perototan. Jadi, sepanjang memenuhi dasar perkembangan anak, aman-aman saja. Terlebih, pada dasarnya bayi masih lentur tubuhnya hingga kita tak perlu takut badan bayi keseleo, terjepit, dan sebagainya.


2.10. Macam – Macam Alat Gendong
2.10.1.    Jarit
Jarit atau kain panjang bisa dikatakan sebagai alat gendong tradisional. Digunakan dengan cara diselempangkan dan disimpulkan di bagian belakang bahu ibu. Dengan jarit, anak bisa digendong di depan atau di belakang, sambil ibu tetap melakukan tugasnya dengan leluasa, seperti menumbuk padi atau melakukan pekerjaan dapur. Dengan demikian, hubungan psikologis antara ibu dan anak tetap terjalin, karena anak berada dalam dekapan sang ibu.
2.10.2.    Jarit Modern
Yang dimaksud jarit modern adalah alat gendong yang polanya tetap sama dengan alat gendong tradisional, yaitu diselempangkan di bahu si ibu, tapi bahannya dibuat khusus dan tak sepanjang kain jarit. Pemakaiannya juga lebih simpel karena tak perlu diikat lagi tapi sudah ada ring pengikatnya, tinggal ditarik-ulur panjangnya sesuai kebutuhan. Tempat untuk posisi bayi pun sudah tersedia sesuai ukuran tubuh bayi, hingga bayi akan merasa nyaman kala digendong.
2.10.3.    Model Ransel
Alat gendong berbentuk ransel memungkinkan anak menghadap ke depan, hingga kala dibawa berjalan-jalan, ia pun dapat menikmati pemandangan. Tangan dan kakinya juga bisa leluasa bergerak. Bayi ditaruh di belakang punggung si ibu seperti kita menggendong ransel pun bisa. Bila anak tidur bisa diganti posisinya dengan menghadap ke tubuh ibu dan menempelkan badannya ke dada ibu. Namun Ghazali berpesan, sebaiknya alat gendong ini digunakan bila bayi sudah bisa duduk.

2.11. Cara Menggendong Bayi Yang Aman dan Nyaman
Menggendong bayi terutama yang baru lahir, pastilah menakutkan bagi seorang ibu baru. Tubuh bayi yang mungil seolah-olah sangat rapuh. Jangan takut dan ragu dengan sedikit belajar dan keyakinan diri pasti kita bisa menggendong bayi dengan luwes. Yakinlah dengan kemauan, maka beberapa saat kemudian maka naluri keibuan kita akan semakin membantu memudahkan kita.
Langkah-langkah untuk memulai menggendong bayi:

a.       Mendekatlah Pada si Bayi

Untuk mengangkat bayi, pertama-tama mendekatlah pada si bayi, lalu selipkan satu tangan kita di bagian leher dan kepala untuk menyangganya. Lalu letakan tangan yang satu untuk menopang punggung dan pantatnya.

b.      Letakan Bayi di Lipatan Siku

Saat menggendong, letakan/rebahkan kepala bayi dilipatan siku kita lalu sangga pantatnya dengan telapak tangan. Sekarang bayi bisa kita angkat dengan aman. Ingat lakukan selalu dengan gerakan perlahan. Jangan lupa untuk memegangnya erat-erat, lalu perlahan dekatkan bayi ke arah dada kita. Saat mengangkat bayi dari tempat tidurnya, posisi kepala sejajar dengan bagian tubuh lainnya sedangkan jika sudah dalam gendongan maka posisi kepala bayi harus selalu lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya.
c.       Dekat Bayi Pada Dada Kita
Dengan mendekatkan bayi pada dada kita, maka bayi akan merasa senang karena bisa mendengarkan suar detak jantung kita.

d.      Meletakan Bayi

Untuk meletakan bayi di ranjangnya, turunkan tubuhnya dulu hingga menyentuh kasur. Selama itu sangga terus kepalanya, baru setelah tubuh bayi benar-benar aman di atas kasur, tarik tangan kita dari kepalanya dengan perlahan.